Thursday, August 8, 2013

DEAR PANGERAN WILLIAM, DI NEGERI FANTASY:-)

Hai Pangeran william...
apa kabarmu di negeri fantasy?

Aku rindu. rasanya sudah begitu lama aku tidak berkecimbung di dunia khayal ku bersamamu. apa kabar dengan istanaku? apa kabar dengan singgasanaku? apakabar dengan ombak di lautan biruku? serta taman tempat bermain ku?

malam ini aku datang lagi. dan sejenak, aku akan meluangkan waktu untuk merefleksikan diri bersamamu.

aku ingin sedikit bercerita. tentang seorang ratu yang akan mengisi kekosongan singgasana negeri fantasy ku. seorang wanita yang mampu membuat aku merasa seperti berharap-harap cemas untuk melewatkannya. seorang wanita yang mampu mengundang bahagia ditengah kekosongan jiwa. mampu menjadi penerang dalam kegelapan. oase di tengah gersang padang pasir yang kekeringan. pelangi di antara hujan dan petir yang menyambar. serta mampu untuk mewujudkan seribu bentuk keindahan.

aku hampir tak bisa untuk mengungkapkan apa yang saat ini aku rasakan. yang jelas, yang aku rasakan sekarang jauh lebih indah dari pada yang aku ungkapkan. dari mana awalnya--aku juga tidak tau. dan aku juga berharap ujungnya juga tidak pernah tercipta.

sempat kemarin, tanpa sengaja aku mengatakan "I Love U" kepadanya. spontan. tapi hatiku meng"iya"kan. tidak ada yang berani sedikitpun untuk berontak. seperti segala bentuk rupa di sisiku serta hatiku berkata setuju akan hal itu. aku tak tau mengapa. justru yang aku rasakan adalah bahagia. rasanya setelah aku mengatakan hal yang seperti itu kepadanya, hatiku lega. serasa lepas dari hutang yang trilliunan. terlebih lagi............ia juga mengatakan hal yang sama kepadaku. rasanya aku tidak percaya. konyol malah. tapi nyata.

entahlah, awalnya aku juga tidak yakin! bukan tentang hatiku. tapi perasaannya kepadaku.

berulangkali aku mencari kepastian. meyakinkan hati kalau dia juga merasakan hal yang sama aku rasakan. bukan karena aku tidak percaya. justru aku juga menginginkan ada hubungan timbal balik antara hati dengan jiwa. susah memang untuk menuangkan rasa itu ke dalam bentuk untuian kata. untuk mengeja kata "CINTA" saja rasanya belum tuntas.  tapi setidaknya, "Tersenyum" saat ia memberikan sapaan melalui pesan singkat juga telah menjadi bukti kalau aku memang benar-benar mencintainya. pun sebaliknya.

Lebih konkrit lagi, ketika aku mengajaknya bermain di negeriku. ya, negeri fantasy. malam itu, ku mainkan imajinasiku bersamanya. lewat media yang tak bernyawa. hanya memberikan kedekatan dalam bentuk suara. setiap kali mata ini menangkap bayangannya, jantung ini serasa berhenti. Setiap kali tubuh ini berpapasan dengan sosoknya, udara di sekeliling terasa habis. Setiap hidung ini menghirup aromanya, waktu serasa terhenti. pelukannya sangat terasa. sungguh memberi kehangatan--pun menenangkan jiwa. rasanya aku ingin bersamanya selamanya. tanpa ingat waktu, hari, tahun, sampai kapanpun aku akan mau dan tetap mau.

Kian lama, kian menusuk. berbisa. lumpuh. seakan-akan tak ada lagi hati yang lain yang bisa tuk disinggahi. kini aku telah terpuruk diujung hatinya. Meringkuk, Seperti bayi dalam rahim. Menantinya. Menunggu dengan harap-harap cemas. Mengandalkannya untuk menyelamatku Dan membawaku pergi ketempat dimana aku bisa tenang dan damai.

semakin hari, cinta ini semakin membesar. entah sebesar apa aku juga tidak tahu. tapi yang jelas, bahagia selalu mengiringi saat-saat aku berssamanya. selalu ada cinta di sana. ada sayang. ada rindu. dan entah apa lagi namanya. lebih dari cinta pun ada. ya, rasa ingin memiliki seutuhnya. hidup bersama, menata hari esok dengan penuh bahagia.

aku ingin merasakan manisnya cinta. sehebat-hebetnya kasih sayang, sehebat-hebatnya perjuangan, sehebat-hebatnya pengorbanan, dan lebih dari kebahagiaan. aku ingin merasakan segalanya. aku ingin menggantungkan ribuan--jutaan--milyaran--trilliunan hariku hanya bersamanya.

kini, setiap hembus nafas cinta akan ku lalui dengan ikhtiar terbaik. percaya semua akan berada pada garis total kebersamaan yang bermuara pada kebahagiaan. eksistentsi cinta akan terlihat jelas apabila radar waktu telah berdiri tepat di tengah-tengah kemapanan. meski,  hari ini belum terlihat wujudnya. tapi setelah kapasitas hari  telah terpenuhi. semua hal yang terindah bersamanya akan begitu terasa.

semoga rasa ini akan tetap ada--pun selalu ada, selamanya. . .