Sunday, August 12, 2012



Aku benar-benar menikmati momen ketika duduk berhadapan denganmu
Dan keempat mata kita bertemu dalam sebuah pengharapan apa yang akan terjadi kemudian
Ketika semua tanya menunggu jawab dan hati kita sama-sama tahu kita hanya punya rasa yang kian hari merambat menuju sebuah puncak

Aku pikir kita berdua tidak dalam proses segera
Tetapi dalam proses sedang larut dalam semua dinamika yang ada antara kita berdua


Aku benar-benar menikmati momen ketika kedua matamu menghujam mataku dalam

Aku benar-benar menikmati momen ketika bibirku menjemput bibirmu untuk bertemu dalam satu tangkup cium yang mesra

Aku benar-benar menikmati momen ketika kau datang setiap kalinya dan ritual biasa yang kau lakukan adalah memelukku hangat dan aku bisa merasakan degup jantungmu yang berdetak normal
(tidak seperti aku yang selalu berdegup berantakan setiap saat menyebut namamu dalam hatiku)

Catatan ini hanya untuk menyampaikan bahwa betapa aku sangat menikmati kesederhanakan kita dalam menerjemahkan hubungan ini

Dan betapa aku menikmati wajah mudamu yang indah dan citarasa dibalik semua itu

Aku hanya ingin menikmati tenggelam dalam duniamu, dunia kita, rasa kita


Wednesday, July 18, 2012

UUHH!



Rasa yang terhempas tanpa kesempatan berkembang

Benih hati yang patah sebelum menuai cinta

Wajah yang memudar meski belum pernah dijumpai

Tatapan mata indah yang hanya menghias mimpi terjaga


Bagaimana mungkin aku tersayat luka karenamu?

Oleh kamu yang tidak pernah singgah dalam nyataku

Bagaimana pula kau kerap hadir dalam benakku, merayap pelan menggoda khayalku?

Oleh keberadaanmu, aku terperangkap jaring rasa


Kamu yang rupanya hanya mampir dalam sebuah potret,

Kamu menarik pusaran ingin tahuku dalam interaksi singkat percakapan maya

Kamu dengan keanehan jalinan tutur kata

Kamu dengan logika kecerdasan yang mustahil ku gapai 


Dunia yang aneh, berputar atas kehendak egonya sendiri

Tidak mengacuhkan entitas hidup didalamnya yang terasingkan harap.


Tuesday, June 12, 2012

APA YANG MESTI AKU YAKINI?



Hari ini aku limbung
Kepalaku penuh dan telingaku pekak oleh beberapa kabar
Yang membuatku berpikir ulang
Tentang semuanya

Hari ini aku lunglai
Mendambakan sebuah sapa
Tapi tiada yang tiba
Yang tertinggal pada akhirnya hanya asa

Hari ini semakin kuat aku menuntut diriku
Untuk mampu bergegas menuju sebuah waktu
Yang semestinya semua tanya bermuara pada jawabku

Meski limbung dan lunglai
Aku harusnya tahu semua jawaban
Tapi hati dan logikaku bicara beda

Aku kian terombang ambing di lautan tanya
Mencari sesuatu yang mampu aku sandar
Tapi tiada apa disana

Aku sadari kini
Mestinya tidak begini
Mestinya tidak diawali
Mestinya tidak diamini

Kini
Ketika logika dan hati
Sudah tidak bisa berbicara lagi
Apa yang mesti aku yakini?