Hmm....
Pembukaan dulu, ya...
Pembukaan dulu, ya...
Pertama-tama, saya ucapkan syukur alhamdulillah karena saya masih memiliki kesempatan untuk mengisi blog ini.
Yang kedua, solawat dan salam kepada junjungan, Rosulullah SAW. semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumul mahsyar... Aamiin....
*Hehhh.... Ini judulnya apa, isinya apa? mau ceramah apa mau cerita?
Halaaahhhh..... yang penting ketik terusss......
haha....
*Serius dikit la bang Kiem....
haha....
*Serius dikit la bang Kiem....
Oke... Oke....
Serius, nih....
Serius, nih....
Kali ini ane ingin cerita tentang seorang panglima dalam perperangan Irak. Masih ingatkan kemaren perang irak. Ingat nggak?
Bodo. Ingat nggak ingat yang penting ane cerita. kali ini ane gak pake gue elo. ane pengen pake ane ente. Soalnya ane sekarang udah gak boleh pacaran. bolehnya Ta'arufan... $^&(()^%$$
*Apa hubungannya??
Hubungannya? Mau tau? Ah, gak usah deh....
Langsung aja. ini cerita sebenarya bersumber dari cerita rakyat Melayu Riau. Tapi ane rekonstruksi aja, deh. Jadi, ya judul ama ceritanya, ya, modern dikit, dong. Kan udah gak jaman yang namanya perang dunia ke II. Ya, kan? ya, gak?
Hubungannya? Mau tau? Ah, gak usah deh....
Langsung aja. ini cerita sebenarya bersumber dari cerita rakyat Melayu Riau. Tapi ane rekonstruksi aja, deh. Jadi, ya judul ama ceritanya, ya, modern dikit, dong. Kan udah gak jaman yang namanya perang dunia ke II. Ya, kan? ya, gak?
Ah.... bodo amaaaaatt....
Cekidot.....
***
Nyambung nggak nyambung yang penting ada gambar. Biar keren. haha! |
Masih ingat tentang perang Irak? Perang yang
dikenal dengan istilah pendudukan Irak. Atau oleh Amerika disebut Operasi
Pembebasan Irak. Dimulai dengan invasi Irak pada tahun 2003. Okupasi yang
kemudian dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat mengakibatkan
berlanjutnya peperangan antara tentara Irak dengan pasukan tentara Amerika.
Irak lantas digebur oleh pasukan Amerika. Ribuan
tentara yang di datangkan langsung dari negara adidaya tersebut, langsung
menyekap benteng pertahanan Irak. Ribuan korban berjatuhan. Istana, pertokoan,
perkotaan dan lain-lain, lumat sudah dihancurkan. Korban-korban berjatuhan. Tak
terhitung lagi berapa jumlahnya. Menurut beberapa sumber, jumlah korban dalam
peristiwa tersebut mencapai 461 ribu jiwa. Dan artinya,
hampir dari setengah juta rakyat Irak tewas terbunuh.
Meski demikian, Irak dengan tentara dan
perlengkapan seadanya tidak tinggal diam. mereka balas menyerang. Dengan
semangat kemerdekaan yang membara, atau secara brutal, lebih tepatnya. Mereka
memaksakan diri untuk menyerang melawan tentara Amerika yang terus
berkelayapan.
“Kamprettt! Tembak sajalah dengan apa yang ada.
Serang mereka.” Kata Saddam Husein, orang nomor satu di Irak, sekaligus
pemimpin dalam pereparang tersebut.
Hasilnya, dengan hanya bermodalkan nekat, bukan
menang yang mereka dapatkan. Tapi kerugian yang terus dihasilkan. Semakin
banyak korban yang berjatuhan. Juga banyak tentara yang ditawan. Pun pistol,
senapan angin, bom molotop, serta senjata mereka yang lain habis dirampas oleh
tentara Amerika. Bukan main kejamnya tentara Amerika. Jangankan manusia,
kambing dan lembu gembala penduduk pun habis tewas dibuatnya.
Saddam Husein, sang Presiden Irak yang dikenal
gagah berani, kini telah surut. tak tahu lagi apa yang akan diperbuat. Pusing
tujuh keliling dia memikirkan, tak kunjung juga mendapatkan cara untuk
mempertahankan negara.
Apa yang akan terjadi? Entahlah. Besar
kemungkinan Irak akan diambil alih oleh Amerika. Semua kekayaan negara, adat,
tradisi, dan budaya negara, sudah bisa dipastikan akan berubah; bukan lagi
milik Irak, tapi milik Amerika. Jauh harapan jika mengharapkan mardeka. Mungkin
hanya keajaiban dari tuhan sajalah yang akan membuat situasi negara kembali
seperti semula.
***
Tak disangka-sangka, keajaiban benar-benar
terjadi.
Pada suatu hari, tatkala Saddam Husein sudah
benar-benar pasrah dengan kondisi negaranya, datang sebuah kabar baik dari
salah satu Assisten pribadinya.
“Tuan, saya punya cara untuk mengusir
orang-orang Amerika dari negara kita.” Kata Syamsudin, Assisten pribadi Sadam
Husein.
“Appaaaahhh?” Kata Si Sadam terkejut. “gimana,
gimana?” lanjutnya penasaran.
“Begini Tuan, saya punya kenalan seorang
panglima perang yang sampai saat ini belum pernah terkalahkan. Dia itu seorang
tentara yang pandai membuat strategi perang, Tuan. Tidak banyak yang kenal,
tapi sekali kenal pastilah terkesima, Tuan.” Jelas Syamsudin kepada Sadam.
Si Sadam ngangguk-ngangguk. Tak tahu entah
ngerti atau tidak apa yang dikatakan Syam. Soalnya, Si Sadam selalu seperti
itu, meski tidak nyambung dengan pembicaraan orang lain, dia tetap mengangguk.
Biar terlihat smart gitu!
“Siapa namanya?” tanya Sadam setelah diam
beberapa detik.
“Yong Dolah, Tuan. Biasanya orang lebih kenal
dengan nama panggilannya.”
“Nama panggilannya siapa?” tanya Sadam tegas.
“Yong Dolah, Tuan.”
“Nama lengkapnya?” Tanya Sadam lagi, lebih
tegas.
“Yong Dolah.”
“Oi, jadi mana nama lengkap, mana nama
panggilannya? Sama saja pun!” Kata Sadam berkomentar sambil berpikir tak
karuan.
“Ya, itulah, Tuan. Pokoknya itu lah dia.” Jawab
Syamsudin enteng.
“Ih...ih... kau ini, Syaaam, Syam!” Sadam
menggeleng, kesal. Tapi, pikir punya pikir, tak pentinglah itu. Yang penting,
bagaimana caranya agar negaranya bisa terlepas dari jajahan tentara Amerika.
“Kau ada nomornya, Syam?”
“Ada, Tuan. Kemaren saya sempat bertemu dengan
Yong Dolah, Tuan. Lantas saya mintaklah kartu namanya.” Kata Syamsudin sambil
mengeluarkan dompetnya. Mengambil sebuah kartu nama, lantas menyerahkannya
kepada Sadam.
Sadam mengamati kartu nama yang diserahkan
Syamsudin. Di situ tertulis nama Yong Dolah sekaligus sederetan nomor
kontaknya.
“Hmm... ini.” Sadam menyerahkan kembali kartu
nama tersebut. “Pergilah kau telpon dia sekarang juga.”
“Oi, jangan saya lah, Tuan,” Jawab Syamsudin
menolak. “Segan saya sama Yong Dolah tu. Sebaiknya Tuan saja langsung yang
telpon. Kalau tuan yang nelpon kan lebih jelas maksud dan tujuan.” Lanjutnya
memberi penjelasan kepada Sadam.
“Hmmm ... Benar juga itu. Setidaknya kalau dia
tahu kalau saya yang nelpon, kan dia agak segan sedikit. Saya ini kan presiden.
Kau itu apa lah!” kata Sadam nyindir secara terang-terangan.
‘Huhh
... Dasar orang tua ini. Kasi kanan belepuk!’ Syamsudin mengumpat dalam hati. Merasa tersinggung dengan
apa yang diucapkan Sadam barusan.
Merasa tak mau menghabiskan waktu lebih banyak
lagi, Sadam langsung menuju meja kerjanya yang di atasnya terdapat sebuah
telpon. Setelah meraihnya, lekas ia angkat gagang telepon, memencet-mencet
nomor yang tertera di kartu nama. Dan ...
tuuut ... tuuut .... tuuut! bunyi nada sambungan penghubung telepon
seberang sana.
Tanpa menunggu lama, terdengar suara seseorang
mengangkat telepon dari Si Sadam. Si Sadam langsung menanyakan apakah benar ia
berbicara dengan orang yang dimaksud. Dan ternyata benar. Yong Dolah, dialah
yang sedang menerima telepon Si Sadam.
Maksud demi maksud Sadam sampaikan kepada Yong
Dolah. Dan ternyata Yong Dolah pun sudah tau tentang kabar perperangan yang
terjadi di negara yang dipimpin Sadam. Juga kabar miris tentang kekejaman
tentara Amerika yang menyebabkan ribuan korban jiwa.
“Sebenarnya saya sudah mau berangkat ke sana,
Dam. Tapi kau tahu sendiri lah, aku tak punya kendaraan untuk berangkat ke
sana. Jadi, tolonglah kau kirimkan aku pesawat dari sana!”
“Te ... Tenang, Yong. Kalau urusan pesawat
jangan hawatir. Segera saya kirimkan pesawat untuk menjemput Yong.”
Bukan main gembira hati Sadam yang akan menerima
pertolongan dari Yong. Meski belum kenal dan belum pernah bertemu, tapi
mendengar cerita dari Syamsudin, Sadam sudah yakin kalau Yong Dolah adalah
seorang panglima perang yang hebat. Yong akan membantu pasukannya untuk balas
menyerang tentara Amerika. Sudah tak bisa dibiarkan lama-lama. Semakin hari
semakin melonjak saja kelakuan mereka.
Lupa sudah menutup telepon. Salampun tak ingat.
Setelah melempar gagang telepon sembarangan, segera Sadam menyuruh Syamsudin
memerintahkan salah satu prajurit untuk menjemput Yong Dolah di kampungnya.
***
Oke. Bersambung dulu, ya. Jangan pada kabur dulu. tunggu lanjutannya....
Ok!
----------------------------
Hakim J Ataime
Bau-baunya bakal jadi humor nih ceritanya.... :D
ReplyDeleteditunggu kelanjutannya... :)
Ok. di tunggu ya lanjtannya... jangan kemana-mana....
DeleteWuahahhha, keren-keren nih ceritanya :D kreatif juga buat mengganti sebagian biar lebih kelihatan modern dan pembaca tertarik membaca sampai akhir :D
ReplyDeleteMembaca cerita ini seperti membaca cerita hikayat yang biasanya ada di soal ujian hahha. Tapi ini bedakan sama hikayat. Iya nggak sih?
Di tunggu kelanjutannya :)
Mana ane tau. hikayat aja ane kaga tau tuh apaan...
Deletehahaha
ya, begitu lah. hikayat komedi...
hihi
Ini detail-detail ceritanya sama banget sama cerita benernya kan Bang? Aku pernah tau sih tentang peperangan Irak itu. Tapi nggak tau gimana kelanjutannya. Hmm, emang sih tentara Amerika sadis-sadis ya. Kasian kan manusia-manusia tewas secara mengenaskan gara-gara mereka :(
ReplyDeleteTapi kalau ini ceritanya beneran, unik banget. Dikemas sama bahasa dan cerita yang nggak ngebosenin. Aku malah penasaran kelanjutannya hehe
Yang asli sebenarnya nggak tertulis. Cuma dari mulut ke mulut aja. ya masing2 punya versi sendiri dengan tema dan cerita yang sama.
DeleteMakasi ya udah datang ke sini...
ditunggu lanjutannya...
yong dolah ?? sebentar sebentar, familiar dengan nama itu.. aroma melayu gitu..
ReplyDeletebisa sampai ke irak gitu ya :3
ahahah apa hubungannya taarufan dengan low gue dan ane ente :3
Haha. iya kah? Yong Dolah. legendaris itu mah... tokoh keramat. jangankan irak. malaysia aja lewaaaat.....
Deleteiya, leat doank...
haha
hahahahah kreativ banget ini cerita...
ReplyDeletejangan itu bukan sadam husein lagi, atau mungkin itu sada bin mas'ud, masa iya kenal sama yong dollah :D
ditunggu bro kelanjutannya :)
Yong Dollah ki sopo jal? hahaha
ReplyDeleteujung2nya kocak ni pasti
enggak tahu kenapa gambar sama judulnya emang agak enggak nyambung. atau saya yang enggak peka.
ReplyDeletecerita rakyat melayu di rekontruksinya kayak gini? antara kreatif atau sedikit gila.
kenapa juga terpikir untuk menghubungkannya dengan perang Irak.
tapi kalau di baca untuk part I, kayaknya ini bakalan komedi abis.
gilaa tentara Amerika kejam banget yaa, bukan hanya manusia yang dibantai, tapi hewan ternak juga dibantai. rakus amat, gak aus? wkwk
ReplyDeletelagi asik-asik nya baca, eh ternyata udah habis cerita nya. masih belum nyampek ending yaa ini. gue pengen tahu sih seberapa kuat nya Yong Dolah itu, dan apakah tentara Amerika bisa dikalahkan sama panglima itu. segera di posting lanjutannya yaa, gue penasaran hehe.
Hahaha....
ReplyDeletetungguin ya...