Sunday, June 8, 2014

SANG PANGLIMA PERANG IRAK Part I



Hmm....
Pembukaan dulu, ya...
 
Pertama-tama, saya ucapkan syukur alhamdulillah karena saya masih memiliki kesempatan untuk mengisi blog ini.
Yang kedua, solawat dan salam kepada junjungan, Rosulullah SAW. semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumul mahsyar... Aamiin....

Dalam sebuah kutipan hadist Arba'in Annawawi, menjelaskan:


*Hehhh.... Ini judulnya apa, isinya apa?  mau ceramah apa mau cerita?

Halaaahhhh..... yang penting ketik terusss......
haha....

*Serius dikit la bang Kiem....

Oke... Oke....
Serius, nih....

Kali ini ane ingin cerita tentang seorang panglima dalam perperangan Irak. Masih ingatkan kemaren perang irak. Ingat nggak? 

Bodo. Ingat nggak ingat yang penting ane cerita. kali ini ane gak pake gue elo. ane pengen pake ane ente. Soalnya ane sekarang udah gak boleh pacaran. bolehnya Ta'arufan... $^&(()^%$$ 

*Apa hubungannya??

Hubungannya? Mau tau? Ah, gak usah deh....

Langsung aja. ini cerita sebenarya bersumber dari cerita rakyat Melayu Riau. Tapi ane rekonstruksi aja, deh. Jadi, ya judul ama ceritanya, ya, modern dikit, dong. Kan udah gak jaman yang namanya perang dunia ke II. Ya, kan? ya, gak? 

Ah.... bodo amaaaaatt....

Cekidot.....


                                                                              ***

Nyambung nggak nyambung yang penting ada gambar. Biar keren. haha!

 
Masih ingat tentang perang Irak? Perang yang dikenal dengan istilah pendudukan Irak. Atau oleh Amerika disebut Operasi Pembebasan Irak. Dimulai dengan invasi Irak pada tahun 2003. Okupasi yang kemudian dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat mengakibatkan berlanjutnya peperangan antara tentara Irak dengan pasukan tentara Amerika.

Irak lantas digebur oleh pasukan Amerika. Ribuan tentara yang di datangkan langsung dari negara adidaya tersebut, langsung menyekap benteng pertahanan Irak. Ribuan korban berjatuhan. Istana, pertokoan, perkotaan dan lain-lain, lumat sudah dihancurkan. Korban-korban berjatuhan. Tak terhitung lagi berapa jumlahnya. Menurut beberapa sumber, jumlah korban dalam peristiwa tersebut mencapai 461 ribu jiwa. Dan artinya, hampir dari setengah juta rakyat Irak tewas terbunuh.

Meski demikian, Irak dengan tentara dan perlengkapan seadanya tidak tinggal diam. mereka balas menyerang. Dengan semangat kemerdekaan yang membara, atau secara brutal, lebih tepatnya. Mereka memaksakan diri untuk menyerang melawan tentara Amerika yang terus berkelayapan.

“Kamprettt! Tembak sajalah dengan apa yang ada. Serang mereka.” Kata Saddam Husein, orang nomor satu di Irak, sekaligus pemimpin dalam pereparang tersebut.

Hasilnya, dengan hanya bermodalkan nekat, bukan menang yang mereka dapatkan. Tapi kerugian yang terus dihasilkan. Semakin banyak korban yang berjatuhan. Juga banyak tentara yang ditawan. Pun pistol, senapan angin, bom molotop, serta senjata mereka yang lain habis dirampas oleh tentara Amerika. Bukan main kejamnya tentara Amerika. Jangankan manusia, kambing dan lembu gembala penduduk pun habis tewas dibuatnya.

Saddam Husein, sang Presiden Irak yang dikenal gagah berani, kini telah surut. tak tahu lagi apa yang akan diperbuat. Pusing tujuh keliling dia memikirkan, tak kunjung  juga mendapatkan cara untuk mempertahankan negara.

Apa yang akan terjadi? Entahlah. Besar kemungkinan Irak akan diambil alih oleh Amerika. Semua kekayaan negara, adat, tradisi, dan budaya negara, sudah bisa dipastikan akan berubah; bukan lagi milik Irak, tapi milik Amerika. Jauh harapan jika mengharapkan mardeka. Mungkin hanya keajaiban dari tuhan sajalah yang akan membuat situasi negara kembali seperti semula.


***


Tak disangka-sangka, keajaiban benar-benar terjadi.

Pada suatu hari, tatkala Saddam Husein sudah benar-benar pasrah dengan kondisi negaranya, datang sebuah kabar baik dari salah satu Assisten pribadinya.

“Tuan, saya punya cara untuk mengusir orang-orang Amerika dari negara kita.” Kata Syamsudin, Assisten pribadi Sadam Husein.

“Appaaaahhh?” Kata Si Sadam terkejut. “gimana, gimana?” lanjutnya penasaran.

“Begini Tuan, saya punya kenalan seorang panglima perang yang sampai saat ini belum pernah terkalahkan. Dia itu seorang tentara yang pandai membuat strategi perang, Tuan. Tidak banyak yang kenal, tapi sekali kenal pastilah terkesima, Tuan.” Jelas Syamsudin kepada Sadam.

Si Sadam ngangguk-ngangguk. Tak tahu entah ngerti atau tidak apa yang dikatakan Syam. Soalnya, Si Sadam selalu seperti itu, meski tidak nyambung dengan pembicaraan orang lain, dia tetap mengangguk. Biar terlihat smart gitu!

“Siapa namanya?” tanya Sadam setelah diam beberapa detik.

“Yong Dolah, Tuan. Biasanya orang lebih kenal dengan nama panggilannya.”

“Nama panggilannya siapa?” tanya Sadam tegas.

“Yong Dolah, Tuan.”

“Nama lengkapnya?” Tanya Sadam lagi, lebih tegas.

“Yong Dolah.”

“Oi, jadi mana nama lengkap, mana nama panggilannya? Sama saja pun!” Kata Sadam berkomentar sambil berpikir tak karuan.

“Ya, itulah, Tuan. Pokoknya itu lah dia.” Jawab Syamsudin enteng.

“Ih...ih... kau ini, Syaaam, Syam!” Sadam menggeleng, kesal. Tapi, pikir punya pikir, tak pentinglah itu. Yang penting, bagaimana caranya agar negaranya bisa terlepas dari jajahan tentara Amerika. “Kau ada nomornya, Syam?”

“Ada, Tuan. Kemaren saya sempat bertemu dengan Yong Dolah, Tuan. Lantas saya mintaklah kartu namanya.” Kata Syamsudin sambil mengeluarkan dompetnya. Mengambil sebuah kartu nama, lantas menyerahkannya kepada Sadam.

Sadam mengamati kartu nama yang diserahkan Syamsudin. Di situ tertulis nama Yong Dolah sekaligus sederetan nomor kontaknya.

“Hmm... ini.” Sadam menyerahkan kembali kartu nama tersebut. “Pergilah kau telpon dia sekarang juga.”

“Oi, jangan saya lah, Tuan,” Jawab Syamsudin menolak. “Segan saya sama Yong Dolah tu. Sebaiknya Tuan saja langsung yang telpon. Kalau tuan yang nelpon kan lebih jelas maksud dan tujuan.” Lanjutnya memberi penjelasan kepada Sadam.

“Hmmm ... Benar juga itu. Setidaknya kalau dia tahu kalau saya yang nelpon, kan dia agak segan sedikit. Saya ini kan presiden. Kau itu apa lah!” kata Sadam nyindir secara terang-terangan.

‘Huhh ... Dasar orang tua ini. Kasi kanan belepuk!’ Syamsudin mengumpat dalam hati. Merasa tersinggung dengan apa yang diucapkan Sadam barusan.

Merasa tak mau menghabiskan waktu lebih banyak lagi, Sadam langsung menuju meja kerjanya yang di atasnya terdapat sebuah telpon. Setelah meraihnya, lekas ia angkat gagang telepon, memencet-mencet nomor yang tertera di kartu nama. Dan ... tuuut ... tuuut .... tuuut! bunyi nada sambungan penghubung telepon seberang sana.

Tanpa menunggu lama, terdengar suara seseorang mengangkat telepon dari Si Sadam. Si Sadam langsung menanyakan apakah benar ia berbicara dengan orang yang dimaksud. Dan ternyata benar. Yong Dolah, dialah yang sedang menerima telepon Si Sadam.

Maksud demi maksud Sadam sampaikan kepada Yong Dolah. Dan ternyata Yong Dolah pun sudah tau tentang kabar perperangan yang terjadi di negara yang dipimpin Sadam. Juga kabar miris tentang kekejaman tentara Amerika yang menyebabkan ribuan korban jiwa.

“Sebenarnya saya sudah mau berangkat ke sana, Dam. Tapi kau tahu sendiri lah, aku tak punya kendaraan untuk berangkat ke sana. Jadi, tolonglah kau kirimkan aku pesawat dari sana!”

“Te ... Tenang, Yong. Kalau urusan pesawat jangan hawatir. Segera saya kirimkan pesawat untuk menjemput Yong.”

Bukan main gembira hati Sadam yang akan menerima pertolongan dari Yong. Meski belum kenal dan belum pernah bertemu, tapi mendengar cerita dari Syamsudin, Sadam sudah yakin kalau Yong Dolah adalah seorang panglima perang yang hebat. Yong akan membantu pasukannya untuk balas menyerang tentara Amerika. Sudah tak bisa dibiarkan lama-lama. Semakin hari semakin melonjak saja kelakuan mereka.

Lupa sudah menutup telepon. Salampun tak ingat. Setelah melempar gagang telepon sembarangan, segera Sadam menyuruh Syamsudin memerintahkan salah satu prajurit untuk menjemput Yong Dolah di kampungnya. 

***

Oke. Bersambung dulu, ya. Jangan pada kabur dulu. tunggu lanjutannya....

Ok!




----------------------------

Hakim J Ataime



13 comments :

  1. Bau-baunya bakal jadi humor nih ceritanya.... :D
    ditunggu kelanjutannya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ok. di tunggu ya lanjtannya... jangan kemana-mana....

      Delete
  2. Wuahahhha, keren-keren nih ceritanya :D kreatif juga buat mengganti sebagian biar lebih kelihatan modern dan pembaca tertarik membaca sampai akhir :D

    Membaca cerita ini seperti membaca cerita hikayat yang biasanya ada di soal ujian hahha. Tapi ini bedakan sama hikayat. Iya nggak sih?

    Di tunggu kelanjutannya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mana ane tau. hikayat aja ane kaga tau tuh apaan...
      hahaha
      ya, begitu lah. hikayat komedi...
      hihi

      Delete
  3. Ini detail-detail ceritanya sama banget sama cerita benernya kan Bang? Aku pernah tau sih tentang peperangan Irak itu. Tapi nggak tau gimana kelanjutannya. Hmm, emang sih tentara Amerika sadis-sadis ya. Kasian kan manusia-manusia tewas secara mengenaskan gara-gara mereka :(

    Tapi kalau ini ceritanya beneran, unik banget. Dikemas sama bahasa dan cerita yang nggak ngebosenin. Aku malah penasaran kelanjutannya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang asli sebenarnya nggak tertulis. Cuma dari mulut ke mulut aja. ya masing2 punya versi sendiri dengan tema dan cerita yang sama.
      Makasi ya udah datang ke sini...
      ditunggu lanjutannya...

      Delete
  4. yong dolah ?? sebentar sebentar, familiar dengan nama itu.. aroma melayu gitu..
    bisa sampai ke irak gitu ya :3

    ahahah apa hubungannya taarufan dengan low gue dan ane ente :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha. iya kah? Yong Dolah. legendaris itu mah... tokoh keramat. jangankan irak. malaysia aja lewaaaat.....
      iya, leat doank...
      haha

      Delete
  5. hahahahah kreativ banget ini cerita...

    jangan itu bukan sadam husein lagi, atau mungkin itu sada bin mas'ud, masa iya kenal sama yong dollah :D
    ditunggu bro kelanjutannya :)

    ReplyDelete
  6. Yong Dollah ki sopo jal? hahaha
    ujung2nya kocak ni pasti

    ReplyDelete
  7. enggak tahu kenapa gambar sama judulnya emang agak enggak nyambung. atau saya yang enggak peka.
    cerita rakyat melayu di rekontruksinya kayak gini? antara kreatif atau sedikit gila.
    kenapa juga terpikir untuk menghubungkannya dengan perang Irak.
    tapi kalau di baca untuk part I, kayaknya ini bakalan komedi abis.

    ReplyDelete
  8. gilaa tentara Amerika kejam banget yaa, bukan hanya manusia yang dibantai, tapi hewan ternak juga dibantai. rakus amat, gak aus? wkwk

    lagi asik-asik nya baca, eh ternyata udah habis cerita nya. masih belum nyampek ending yaa ini. gue pengen tahu sih seberapa kuat nya Yong Dolah itu, dan apakah tentara Amerika bisa dikalahkan sama panglima itu. segera di posting lanjutannya yaa, gue penasaran hehe.

    ReplyDelete
  9. Hahaha....
    tungguin ya...

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar anda di sini. Nggak boleh pelit-pelit. Nanti kuburannya sempit.