Saturday, March 29, 2014

REALITA CINTA... EH.... H...



Wah....

Lho? kok diawali dengan kata wah?

Ya suka-suka gue dong mau bikin tulisan pake awalan apa.
Hehe....yaa...beginilah kalo hak memaksimalkan otoritas sesuatu digunakan. Suka-suka gue dong. Itulah yang muncul. Mentang-mentang gue yang bikin tulisan, jadi gue berhak menentukan apa yang mau gue tulis.Hehe....memang itulah realitanya. Nggak cuma otoritas menentukan tulisan. Tapi dalam berbagai hal, terutama dalam hal menentukan pilihan, yang di dalamnya terdapat otoritas tertentu. Suka-suka gue dong gue mau milih yang mana, kenapa, dan dasarnya apa. Kan itu hak gue.
Yaa...memang, mau gimana lagi. Inilah yang namanya otoritas. pantesan banyak penguasa yang benar-benar memaksimalkan haknya buat yang satu ini. Lha wong enak. Mana ada orang yang nggak mau dibebaskan melakukan sesuatu, apalagi kalo milih hal yang sifatnya penting.


Lho? Kok jadi ngomongin otoritas? Padahal cuma berawal dari kata "wah"....

hehehe....

Kenapa gue menggunakan awalan "wah"?
Ada sebabnya. Tadinya, gue mau make kata gawat di awal tulisan ini. tapi, ya lagi-lagi tergantung selera. Orang buat milih rasa mie instant yang beracun aja ada seleranya, apalagi buat milih kata yang buat mengawali sebuah tulisan.


Kenapa wah?

Karena gue udah jarang banget bikin tulisan bermutu di blog gue yang ini.
Yaelah...cuma mau ngomong itu, gue nyampe bikin penjabaran panjang lebar. Hehe...mau gimana lagi? Di negeri saya, semakin panjang dan semakin lebar sesuatu, hasilnya akan semakin menarik, Bung....KATANYA! Haha.....


Bermutu? Bermutu tinggi apa bermutu rendah?

Yaa..entahlah. Cuma pembaca yang bisa menilai apakah tulisan yang selama ini gue bikin itu bermutu tinggi apa sebaliknya. Yang jelas, (kalo ini serius nih) hehe.... Gue selalu berdoa sama Allah, yaa...walau tulisan gue acak-acakan, dan sempat ditegur sama salah satu rekan Blogger Energy karena tulisannya nggak rapi, 

Masa sih?

Nggak percaya? Lihat noohh...

 
yaelah.... 

Yang penting dari hati. Yang penting nggak mengada-ada. Dan yang terpenting, gue udah janji ama Nyak gue.

Lha, kok bawa-bawa Nyak?

Bodo! Maksud gue, gue uda janji untuk terus belajar ngerapiin tulisan dan isi blog gue. Nggak cuma buat cari muka minta di komentarin. Dan yang terpenting, bisa menginspirasi orang yang baca tulisan gue buat melakukan hal yang lebih baik.


Cari muka? Apaan?

Yaa.....banyak tulisan sekarang yang sifatnya menjebak.


Gimana bisa menjebak? emang di hutan? Banyak jebakan babi ngepet?

Lha... Emang babi ngepet doang yang bisa dijebak? Para pembaca juga bisa dijebak lho....


Gimana?

Coba aja sekarang kalo lagi kampanye-kampanye. Baik itu kampanye presiden atau kampanye ketua RT sekalipun. Banyak tulisan-tulisan hitam putih yang banyak membawa anemo publik. Tujuannya, ya buat mengaburkan kebenaran lah.


Kebenaran yang gimana?

Contohnya gini. Kalo di kampung gue, ada istilah ‘deking’. Bahasa kerennya tim sukses. Salah satu cara seorang deking untuk menghimpun suara adalah dengan membuat tulisan. Tulisannya bisa berbahasa baik, yaitu mendukung salah satu pasangan. Dengan membuat sebuah tulisan bertemakan kebaikan, biasanya sih tulisan yang bertemakan visioner, tapi kalo dipikir-pikir ya ujung-ujungnya kampanye. Biasanya sih tulisan ginian sering dikategorikan sebagai kampanye omong kosong dari seorang penguasa.


Lha kalo tulisan hitam?

Ya yang sifatnya menjatuhkan. Kalo yang sering di negara gue, ya kasus korupsi. Biasanya yang diserang tuh calon dari partai incumben (bener nggak ya tulisannya?).Yah, tapi diantara kedua tulisan itu, ada satu kesamaan. Biasanya, yang nulis itu anonim. Dan kalo anonim, biasanya dipajang di tiang listrik, kalo nggak di tembok-tembok secara brutal. Dan kalaupun pake nama, ya nggak jauh-jauh paling yang nulis ya si deking itu tadi.

Tapi yang jelas, inilah gambaran negara gue. Apapun bisa dijadikan jalan. Sampai hal yang menurut gue ilmiah, yaitu tulisan, bisa dijadikan jalan buat memperoleh kekuasaan. Emang, di satu sisi nggak salah. Tapi, kalo metodenya bersifat negatif, mana ada hal negatif yang di masa depan berkah?
Duit korupsi, walau buat amal juga belum tentu jadi pahala. Apalagi kampanye pake tulisan, yang isinya menjatuhkan atau hal omong kosong, di masa depan bakalan jadi malapetaka bagi yang melakukan.

Astaghfirullah...
Ntar dulu...
Kok gue jadi ngomong politik yaa?
Padahal gue mau cerita tentang realita cinta. Mana tuh gambar lope ketusuk pisau udah dipajang lagi.

Gimana?

Hm...
kayaknya gue perlu ganti lembaran entri deh..Soalnya kalo di sini, ntar bisa terjadi dualisme tema. Jadi, sabar dikit yaa... Dan maaf, kalo misalnya baca tulisan gue yang ini jadi pada kesel. Emang gue ngeselin kok. tadinya, gue mau bikin tulisan lawakan. Tapi apa daya, otak gue keburu mengsol ke segala arah. Jadi, ya gue nulis sekenanya.
Tapi, semoga aja tetap bisa menginspirasi.Amien....

:-)





-Hakim J Ataime-



Monday, March 24, 2014

NULIS BUTUH MOOD?


Apa bener nulis harus butuh mood?
Mulai dari pertengahan februari hingga detik ini, gue mulai jarang nyenggol dashboard blogger gue. Tiap mau nulis, pasti ada aja yang bikin nggak jadi nulis. Kalo blogger dimasukkan dalam mata kuliah, mungkin gue cuma bisa dapet nilai DE/D-. Secara, udah jarang banget nuisnya. atau, sama saja jarang ngumpulin tugas.

Kenapa?

Yah, kalo mau cari-cari alesan, emang banyak sih, tapi apa iya alesan itu masuk akal? Kalo cuma alasan mood, ya nggak bakalan masuk akal lah. Apalagi kalo cuma gara-gara banyak tugas kuliah yang numpuk di pertengahan bulan ini, jadi blog disia-siakan gitu aja.

Hm.....

Stuck..

Otak Ngehang...

Nggak ada inspirasi...

Yah, alasan-alasan klasik banyak orang yang nggak bisa nulis lama. Komitmennnya kan bukan kayak gitu. Itu bukan alasan seorang penulis yang baik. Kata Mas Darwis Tere Liye, buat ngelakuin sesuatu itu harus dengan dua jalan. Pertama ikhtiar, baru istiqomah. Yah, walau gue nggak begitu tau arti yang detil tentang kedua hal itu, tapi yaa... paling nggak keduanya udah gue lakuin. Ikhtiar buat tetep online, dan buka blog. Tapi sayangnya, pas mau buka dashboard di blogger, rasanya males banget. Apalagi kalo inget  tugas-tugas kampus yang numpuk banget.

Yah, namanya juga tanggungjawab. Ibarat ibadah, yang wajib diutamakan dulu dibanding yang sunnah. Hm....tapi, bukan berarti yang sunah ditelantarkan gitu aja yaa?? 

Mungkin kalo blog gue bisa ngomong, pasti dia satu kalimat yang bakalan dikasih ke gue,"Kapan lo mau nulis di blog ini lagi? Gue udah laper sama tulisan-tulisan..." 

Hm....

Tapi sayangnya, sebagai pemilik blog yang masih amatir, gue belum bisa memberikan kewajiban gue dengan mengisi blog gue yang satu ini dengan isi yang berbobot. Ada isinya aja udah sukur. Ibarat makan, makanan blog gue ini masih nasi kucing kualitas rendah. Bukan beras impor yang harganya ratusan ribu. Tapi, apa mau dikata. Gue udah istiqomah, dan juga udah ikhtiar.

Hm.....

Udah dulu deh ya, malasnya kambuh lagi.

Sampai jumpa di lain waktu.
Da-daa....




-Hakim J Ataime-


Saturday, March 22, 2014

MIMPI TERPENDAM


Asa ingin menapaki semua sudut dunia...
Tak hanya melintasi eropa,

Dan menaklukkan Afrika....
Tapi juga melingkarkan kaki di tengah luasnya Asia,

Membuka semua Baju (bukan bermaksud xx) di tengah kutub utara,
dan melompati daratan Amerika......





Kalimat itu aku ucapkan hampir dua tahun yang lalu. Saat aku sedang mendaki, merajut mimpi-mimpi. Namun, seiring berjalannya waktu, selama dua tahun berjalan, seakan dakian itu sudah mencapai puncaknya saat kalimat itu terucap, dan tergores dalam kata-kata. setelah itu, nol. bahkan mencapai minus. Jangankan sudut dunia, sudut diri sendiri pun belum selesai kujelajahi hingga sekarang.

Seakan semuanya telah selesai. Episode tentang mimpi sudah mencapai kata tamat. Dan sepertinya semuanya memang hanya mimpi yang mencoba dirajut selama dua tahun, yap...hanya mimpi.

Kenyataannya, semuanya tak berjalan dengan sesuatu yang direncanakan. Ibarat istana yang akan di bangun, rancangan kemewahan sudah ada. Bahannya pun telah disiapkan. Namun, tak ada aksi reaksi yang berjalan.
Lagi-lagi faktor penghambat. Bukan itu. Bukan. Kesalahan sepenuhnya pada arsitek istana yang tak melihat realita dan kenyataan yang ada. Hanya bisa berhayal, dan menjadi penghayal yang selalu mengharapkan kesempurnaan pada yang dihayalkannya.

Yah...

Dua tahun telah berlalu...
Ketika semua mimpi-mimpi itu sudah hampir terpendam oleh jengkal demi jengkal harapan kosong yang telah terlintas, hingga akhirnya mimpi itu mengendap di dasar paling dalam dari segala keinginan hati. Mimpi untuk melintasi dunia, kini sudah tidak terlintas lagi di dalam benak arsitek itu.

Namun, Ketika semua lintasan tertutup untuk mimpi itu,
Disaat yang sama selintas bayangan muncul, tidak membekas menjadi cahaya, namun bersinar, memberikan penerangan tentang kata-kata dan ungkapan yang telah dijabarkan bertahun lalu. Membuka kembali tulisan tentang mimpi yang telah lama terendapkan oleh kebodohan-kebodohan lalu. sinar yang terang hanya dalam waktu dua hari cukup untuk menggali semua endapan, dan membuat kata-kata tentang mimpi itu kembali terurai, dan siap untuk dirajut kembali. Menjadi kenyataan-kenyataan yang tak sekedar kata-kata.


Siapapun sinar itu, dia telah memuntahkan gambaran indah tentang mimpi yang telah terpendam, dan kini terungkap kembali.