Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang sempit,
Di tengah kegelisahan zaman, dikelilingi topeng kemunafikan.
Berharap masih ada tangan yang tulus meraihku,
Membawaku ke taman kebahagiaan abadi tanpa batas.
Aku tertatih, letih mengutuk setiap langkahku,
Ku terhampar pasrah, menyerah selamanya,
Hingga kau datang melayangkan tamparan di keningku,
Kau tersenyum lirih, menyiratkan pesan kedamaian.
Hatiku terbuka, bangkit dari kekosongan dan keluhan,
Aku sadar masih ada sinar cahaya di kegelapan malam,
Masih tersisa kesetiaan di pekatnya kabut fajar,
Masih ada sehelai cinta sejati yang dapat ku rajut.
Engkau adalah jawaban atas pencarian cintaku,
Yang mampu memupuk dan menyirami hatiku yang usang.
Engkau adalah batas segala penjuru di perjalananku,
Yang mampu menuntunku melewati sisa hidup dengan islami.
No comments :
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda di sini. Nggak boleh pelit-pelit. Nanti kuburannya sempit.