Sepersekian detik aku dan kamu berjalan diantara semilir angin yang mendera
Sekepal tarikan nafas membuatku jeda
Aku seperti menghembuskan gelembung udara
blurp .... blurp .... blurp
Diam,
Bisu,
Berhenti bicara,
Ribuan
kali aku mendengar,
namun hanya sepatah yang ku sela.
“oh, ya, tidak, hmm, ah, hahaha...”
namun hanya sepatah yang ku sela.
“oh, ya, tidak, hmm, ah, hahaha...”
Dua
satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Miring, juling, pusing tujuh keliling
Puisi? Bernyanyi?
Aku tidak cukup bernyali.
Dua satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Katakan, tidak, mau, tidak.
Pecah, senyum, tawa.
Usaikan saja, apa?
Ah, setidaknya masih ada enam seruputan kopi.
Kedua kesatu ketiga
Miring, juling, pusing tujuh keliling
Puisi? Bernyanyi?
Aku tidak cukup bernyali.
Dua satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Katakan, tidak, mau, tidak.
Pecah, senyum, tawa.
Usaikan saja, apa?
Ah, setidaknya masih ada enam seruputan kopi.
Dua
satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Ritme aku yang kehilangan nyali.
Kedua kesatu ketiga
Ritme aku yang kehilangan nyali.
Lidah kelu
semua serasa menjadi tak menentu,
Terbang aku dibuatmu.
Jauh di atas awan, lalu jatuh di dasar Situ.
semua serasa menjadi tak menentu,
Terbang aku dibuatmu.
Jauh di atas awan, lalu jatuh di dasar Situ.
Perlahan,
Aku masih diam.
Kali ini, diam dengan mata melirik
kanan dan kiri dengan bahu yang bergidik
Aku masih diam.
Kali ini, diam dengan mata melirik
kanan dan kiri dengan bahu yang bergidik
Dengan mataku yang diciptakan untuk melihat,
Ku beranikan diri memperhatikan kamu dengan teramat sangat.
Muda, biasa, tapi bias sinarnya kemana-mana.
Ada sesuatu di sana, di hatinya, di matanya, di bibirnya.
Banyak raut terbuka
Bertaburan asa
Mudah dibaca
Sederhana
Ku beranikan diri memperhatikan kamu dengan teramat sangat.
Muda, biasa, tapi bias sinarnya kemana-mana.
Ada sesuatu di sana, di hatinya, di matanya, di bibirnya.
Banyak raut terbuka
Bertaburan asa
Mudah dibaca
Sederhana
Ku rekam
sejenak
Kelabu yang indah
Jepret!
Aku rekam kamu dalam benakku
Kau tertawa
Jepret!
Ku abadikan kamu dalam pikiranku
Kau tersenyum
Jepret!
Ku jadikan kamu sebagai imajinasiku
Kau melirikku
Jepret!
Ku simpan kamu dengan baik dalam analisaku
Detik berlalu,
Hembusan angin Situ Gintung kian mendinginkanku,
Juga kamu, ku tahu itu.
Kelabu yang indah
Jepret!
Aku rekam kamu dalam benakku
Kau tertawa
Jepret!
Ku abadikan kamu dalam pikiranku
Kau tersenyum
Jepret!
Ku jadikan kamu sebagai imajinasiku
Kau melirikku
Jepret!
Ku simpan kamu dengan baik dalam analisaku
Detik berlalu,
Hembusan angin Situ Gintung kian mendinginkanku,
Juga kamu, ku tahu itu.
Kini,
tak usah dibuat rumit.
Sederhanakan saja!
Karena aku mulai terbiasa.
Sederhanakan saja!
Karena aku mulai terbiasa.
Kau
tahu,
Ternyata, mudah saja.
Kau hampiri aku
Kau ulurkan salam kepadaku.
Kau sapa aku
peduli kepadaku
Sudah cukup membuat benih itu tumbuh di hatiku.
Tapi entah denganmu.
Sebab semua,
Masih berada dibalik rahasia mata dan hatimu.
Ternyata, mudah saja.
Kau hampiri aku
Kau ulurkan salam kepadaku.
Kau sapa aku
peduli kepadaku
Sudah cukup membuat benih itu tumbuh di hatiku.
Tapi entah denganmu.
Sebab semua,
Masih berada dibalik rahasia mata dan hatimu.
====
Ciputat, 26/08/14
02.33
02.33
Ini nih ceritanya orang ditembak atau orang kasmaran ??
ReplyDeleteSoalnya dua duanya biasanya sih orang tingkahnya begitu kalo lagi nembak ato kasmaran JEPRET !!
yang mana ya???
DeleteHmm...
hihi
gue nggak ngerti ini tentang apaan. Soalnya pikiran gue pas baca ini lagi nggak fokus.
ReplyDeleteyang gue ngerti: JEPRETTT !!!
hahaha
DeleteSalam Jepret....
ini orang lagi jatuh cinta ya? puisi cinta terpendam yg dmana si tokoh itu menyukai seseorang dan menyimpan bayangan orng itu lwat lensa memori otaknya. gt kan? klo mmang cnta trpndam y ungkapin aj biar tau rhasia mata dan hatinya.
ReplyDeleteYa nggak juga sih, Mbak. malah tuh lagi ngerekam, bukan ngeluarin rekaman yang ada dalam memori otaknya.
DeleteHehe:-)
Salam JEPRET aja, deh!...
(y)
“Oh, ya, tidak, hmm, ah, hahaha...”
ReplyDeleteLucu sie tapi yah bikin penasaran ajah. Kali ajah musti di sunguhin dua gelas kopi pahit biar banyak ngomong.
"Bla...blaa...blaa..."
Kan menarik, hehe :)
Mungkin aja kali yah. tapi nyerocos terus juga nggak asik. mending diam, tapi hati saling berkata2. kan kesannya gimanaaaa gthu...
DeleteJEPRET!
ini tentang secret admirer yang diem-diem suka dan kehilangan nyali pas hadapan langsung sama orangnya...? cuma karangan atau pengalaman pribadi nih?? hehe :v
ReplyDeletesalam jepret!
Nah, itu tau.. haha
DeleteHmmm...
Kayaknya dua2nya boleh. Karangan dan Pengalaman...
Thx's udah mampir Bang Bastian...
Kayaknya ini kisah seseorang yang mengagumi secara diam-diam. Bener gak? Kayak lagunya Ungu, mengagumi tanpa dicintai. Keren sih... Tapi berubung banyak banget kata "Jepret" disana, awalnya aku ngira ini yang ngomong presenter sepakbola. Kalau gol kan biasanya ngomong jepret.
ReplyDeleteYah, tapi cakep kok... Dali suka ama susunan kalimat dan peletakan tanda bacanya.
Ya bisa juga sih dibilang githu. Tapi belum tau juga mengagumi tanpa dicintainya. kali aja dia juga suka... hahah geer.com
DeleteMakasi Bang Dali...
aku bacanya renyah bangett..apalagi pas bagian cekrek nya, good poem Hakim. You wrote from your heart, didn't you?? :D
ReplyDeleteSemoga di next poem rahasia sudah terbuka dari balik matanya yaaa..:D
Iya, Mbak Mey. That's right...
DeleteThanks...
Amiin...