Banyak orang berkata, " aku suka dia, karena
tampan". atau yang paling banyak kita dengar, " aku suka dia
karena dia baik", atau mungkin pernah dengar yg lebih ironis "
aku suka dia karena kaya". Hal yang sering kita dengar bukan? Entah
berapa banyak orang yang berkata demikian. Dan sialnya, itu tidak hanya berlaku
dalam hal percintaan, tapi juga pertemanan, persahabatan bahkan sampai kepada
internal kekeluargaan.
Terlalu absurd saja buat ku. Karena aku tidak butuh alasan
untuk mencintai seseorang, apalagi menyukai seseorang dalam hal berteman.
Ketika kita mulai menyukai seseorang, kita tidak akan pernah
melihat bentuk luar dan dalamnya. Yang kita lihat hanya kenyamanan hati dan perasaan
kita saat ada didekat dia, walaupun sebenarnya dia jauh dari apa yang kita
harapkan untuk menjadi teman, sahabat, atau pasangan kita.
Tapi bukan berarti hal tersebut bisa kita bilang "blind". No, it doesn't like that. It's more realistic than something we called blind. Kita mungkin tak bisa membedakannya pada saat menjalankannya, tapi hasil akhirnya yang kita lihat.
Tapi bukan berarti hal tersebut bisa kita bilang "blind". No, it doesn't like that. It's more realistic than something we called blind. Kita mungkin tak bisa membedakannya pada saat menjalankannya, tapi hasil akhirnya yang kita lihat.
Sama halnya ketika kita terlanjur bergaul dengan "seseorang
yg salah".
Walaupun mungkin dia tidak akan pernah menerima kita karena
perbedaan orientasi. No, it doesn't matter. Yang terpenting sudah ada kecocokan
diantara kita dalam menjalin komunikasi, perasaan saling berbagi, perasaan
cinta, kasih dan sayang, itu yang harus kita syukuri.
Aku hanya ingin berubah menjadi pribadi yg lebih baik.
Menjadikan hidupku lebih bermanfaat bagi orang lain. Walaupun pada akhirnya aku
harus tersingkir karena keterbatasan yang ku punya, itu sudah resiko.
Setidaknya aku sudah mencoba.
Aku akui, kadang putus asa. Ketika apa yang sudah aku
perjuangkan harus kembali lagi dari awal hanya karena keberadaan dan pertanyaan
bodoh dari orang-orang disekitarku. Atau ketika dia mulai mengingat background
yang sama sekali tidak berkaitan. Hufftt....Ingin rasanya pergi jauh, meninggalkan
dia. Tapi selalu gagal, justru di awal saat aku mencoba. Yang aku sadari pada
akhirnya ,dan harus aku akui, I Can't Live Without Them. That's sound
suck for me, but that's the truth. Because they’re still my family.
Slalu ada hikmah dibalik semua peristiwa.
Satu hal yang aku pelajari dari semua ini , hidup terlalu
singkat bila hanya digunakan untuk menerima yang ada. Gunakan waktu-waktu itu
untuk mengejar apa yang kamu inginkan. Untuk melakukan sesuatu yang berguna dan
bemanfaat bagi manusia lainnya, serta untuk tahu makna hidup yang sebenarnya.
Karena itulah aku tidak akan menyerah, aku tidak akan ragu, untuk membawa
hidupku ke jalan yang lebih baik.
Biarlah mereka yang memandang perbedaan menjauh, asalkan
bukan aku yang mulai menjauhi mereka yang munafik dengan kehidupannya. Merasa
hebat dengan apa yang mereka miliki, yang bagiku itu tidak ada gunanya sama
sekali.
Mari, Kawan. Jika kau ingin lebih mengetahui baik buruknya
kehidupan. Atau kau ingin melihat sisi lain dari dunia kegelapan? Lepaskan
adatmu, ku lepaskan adatku. Lepaskan budayamu, ku lepaskan budayaku. Jangan
hanya memilih yang hanya sesama putih, jangan juga yang sesama hitam. Mari kita
telanjangi diri kita. Bugil sebugil-bugilnya. Tidak ada kata “Aku”. Tidak ada
kata “Kamu”. Yang ada hanyalah “KITA”. Mari... Jika benar kau ingin mencari
seorang TEMAN.
Forgive me, brother. I don't mean to hate you. I Just disappointed with you...
No comments :
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda di sini. Nggak boleh pelit-pelit. Nanti kuburannya sempit.