Wednesday, January 29, 2014

MUNGKIN DIAM ADALAH BENAR


Senyummu begitu getir
Ujung mataku menangkap itu

Mata kita begitu galau
Hatiku merasa kita berdua seolah retak

Tapi aku tidak percaya pada pecahan kaca
Aku menyandarkan keyakinanku pada hatimu

Mulutku bergumam tidak menentu
Lidahmu telah menyusun banyak kata namun tak terucapkan

Kita seperti si tuli dan si bisu
Tapi sayangnya hati kita telah bertaut

Cerita kita belum bisa menjadi ikhtisar
Karena dia masih menjadi sebuah konsep kasar
Dua ego yang sedang meraba dalam dua iklim

Mungkin diam adalah benar
Untuk sementara sebaiknya kita hening
Meredam dendam dan amarah

Semoga itu tidak membuat rasa kita seolah-olah menjadi pudar
Terlalu dini
Terlalu singkat
Untuk menyatakan bahwa perpisahan adalah yang terbenar


No comments :

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda di sini. Nggak boleh pelit-pelit. Nanti kuburannya sempit.